Ketika Nasehat Kita Menjadi Ujian Bagi Diri Kita Sendiri.

Dear Sobatku yang baik,

Pagi hari yang cerah, kerjaan yang tiada habisnya terus mengalir bak sungai yang indah dan bersih. Kemarin ada salah satu kolega yang mencurahkan hatinya padaku masalah pekerjaan dikantornya beliau seorang wanita yang anggun dan pantang menyerah, tipe seorang wanita pekerja keras.

beliau menjalani hari-harinya dengan begitu keras menghadapi persaingan dalam dunia bisnis jasa pelayanan. beliau yang ramah, sabar menceritakan nasibnya akan status kepegawaiannya. sudah 2 kali saya dihubungi karena masalah ini. yang bisa saya sarankan kepadanya adalah terus berusaha untuk menjadi lebih baik apapun resikonya. dimanapun kapanpun kalau kita berbuat kebaikan insya allah kita akan mendapatkan kebaikan.

dan saya pernah menasehati beliau karena Stabilitas Emosi yang kurang terkontrol dari cerita beliau yang disampaikan kepada saya, saya pun menganjurkan kepadanya untuk tidak menggunakan emosi lagi dalam berbicara dengan atasannya. selang satu hari beliau bercerita kembali mengenai masalahnya, dan Alhamdulillah beliau bisa mengontrol emosi dalam pembicaraan dengan atasannya.

setelah mendegar cerita yang sejuk tersebut, saya sedang di Uji dengan Nasehat saya yang saya sampaikan kepada beliau teman saya. Saya diuji mengenai Emosi kesabaran. begini ceritanya :

ada seorang mahasiswa yang mengajukan permohonan pengambilan data untuk kegiatan Skripsinya, beliau mahasiswa Universitas swasta terkemuka di Jakarta.

Insya allah kita selalu dalam perlindungan & Lurus dijalannya.
semoga allah memberikan kita semua jalan yang lurus jalan “Sirotol mustaqim”. Amin…

Dwi Wijayanto

15 Agustus 2007